Kompas.com
Ilustrasi
|
"Persiapan sudah dilakukan sejak tadi pagi di lokasi, hanya tidak tahu apa sudah dilakukan atau tidak. Ada tiga kapal yang rencananya ditenggelamkan hari ini. Semuanya dengan bendera Vietnam," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksma Manahan Simorangkir, saat dihubungi, Jumat.
Manahan mengatakan, ketiga kapal itu sudah terlebih dulu ditangkap dan sudah menjalani proses hukum hingga akhirnya disita menjadi milik negara. Penenggelaman akan dilakukan sebagai upaya pemerintah memberikan efek jera terhadap aksi pencurian ikan yang marak terjadi di wilayah laut Indonesia.
"Kami lakukan penangkalan supaya orang kapok dan tidak mencuri lagi, supaya orang tidak lagi seenaknya masuk ke wilayah laut kita," imbuh Manahan.
Manahan yakin penenggelaman kapal ini tak akan memengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga. Sebelumnya, TNI AL juga sudah pernah melakukan penenggelaman kapal. Meski sempat ada protes dari negara lain, pada akhirnya, negara-negara itu memahami aturan hukum yang ditegakkan Pemerintah Indonesia.
"Kami yakin karena ini sudah sesuai hukum, mereka mengerti. Tak akan berpengaruh, hubungan kita akan baik-baik saja dengan negara lain," ucap Manahan.
Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajaran TNI serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan mulai pekan ini. Penenggelaman akan dilakukan untuk kapal-kapal yang ditangkap di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
"Presiden menyampaikan terkait dengan tindakan tegas terhadap para pelanggar atau pencuri ikan yang masuk wilayah kita dengan ketegasan, akan dilakukan upaya hukum sampai kepada penenggelaman kapal. Sudah dilaporkan dan akan dilakukan pada Sabtu mendatang," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Kamis (4/12/2014).
Teknis penenggelaman kapal, ucap Tedjo, akan dilakukan bisa dengan cara menembak badan kapal hingga akhirnya tenggelam atau membakarnya. "Bisa ditembak, bisa kita bakar, seperti yang dilakukan oleh Australia. Pesannya, jangan sekali-kali lewat perbatasan laut Indonesia," imbuh mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu. [Kompas.com]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !